Sabtu, 18 April 2015

Pesan Karaeng Pattingalloang: 5 PENYEBAB KERUNTUHAN SEBUAH NEGARA

Salah satu warisan kebijaksanaan dari Karaeng Pattingalloang, yang hari-hari ini amat merisaukan kami adalah “Lima pammajenganna matena butta lompoa”. Ya, menurutnya ada lima penyebab keruntuhan sebuah negara.

*Pertama, “Punna tenamo naero nipakainga Karaeng Manggauka”, apabila kepala negara yang memerintah tak lagi mau dinasehati.

*Kedua, “Punna tenamo tumangngaseng ri lalang pa’ rasangnga”, apabila tak ada lagi cendikiawan yang tulus mengabdi di dalam negeri.

*Ketiga, “Punna tenamo gau lampo ri lalang pa’ rasangnga”, jika terlalu banyak kasus hukum di dalam negeri, hingga menyusupkan muak di hati.

*Keempat, “Punna angngallengasemmi’ soso’ pabbicaraya”, jika banyak hakim dan pejabat suka makan suap.

*Kelima, “Punna tenamo nakamaseyangi atanna Manggauka”, jika penguasa yang memerintah tak lagi menyayangi rakyatnya.

(Sumber: http://salimafillah.com/la-madaremmeng-karaeng-pattingalloang-dan-tuanta-salamaka/)

Jumat, 17 April 2015

Demonstran Sang Agent of Change

1. "Bikin macet saja"
--> Padahal ketika gak ada demo tetap saja macet. Tetap saja status kemacetan
bertebaran dimana2 karena kita juga yg
kadang menjadi penyebab kemacetan --- tidak sabaran.
2. RUGI! ---> Ya, memang mereka rugi karena mereka tahu arti berkorban.
Mereka bukan tipe2 orang yg cuma tahu
duduk di depan TV & berkata "kasihan"
kepada masyarakat miskin. Bukan juga orang2 yang hanya tahu "sukses itu =
berguna", mereka empati & berusaha untuk berguna melalui aksi.
3. "Buang-buang waktu saja" ---> Mereka tidak memBUANG waktu, mereka meNYUMBANGkan waktunya untuk menyuarakan suara rakyat ketika mereka mungkin juga merasa telah menggunakan
BBM subsidi, tapi cukup tahu diri untuk tetap memperjuangkan hidup masyarakat miskin.
4. "Kalian menghalangi aktifitas
kami" --> Mereka hanya menjalankan fungsinya untuk mengontrol pemerintahan yang mereka tahu tujuan pemerintah memang baik tapi caranya mungkin kurang
tepat agar tidak menambah kesusahan orang susah di negeri ini. Gangguan terhadap aktifitas kita beberapa hari saja tidak sebanding dengan gangguan jiwa,mental & fisik mereka yg berada di
bawah kita -- di bawah kewajaran. Mereka melihat kaum papa, kita masih buta akan hal itu. Mereka peduli, kita yang egois.
5. "Tidak usah mengeluh, toh kalau memang takdirnya untuk naik, ya akan naik" ---> Mereka hanya berusaha di awal jika tidak berhasil, setidaknya mereka telah berusaha & tidak akan mengeluh ketika
hidup terasa sulit karena mereka sudah
merasakan bahwa perjuangan menyuarakan suara rakyat jauh lebih
sulit. Karena mereka tahu bahwa orang2
yg mengecam merekalah & yg sok bijak yang akan update status & mengeluh tentang sulitnya hidup nantinya.
6. "Kuliah saja sana, belajar baik2, biar
nanti bisa jadianggota DPR untuk bisa menurunkan BBM kalau bisa digratiskan" ---> Toeng. Mereka tahu kapan waktu demo, kapan waktu untuk belajar. Mereka juga ingin menjadi anggota DPR tapi
sayangnya gak punya banyak uang tuk buat
kampanye, mau ngutang dulu ujung2nya kalau naik, bayar utang pakai dana rakyat.
7. "Pemerintah punya alasan & maksud baik" ---> Layaknya pemerintah,
demonstran juga punya punya alasan &
maksud baik, hanya saja pemerintah &
mahasiswa memiliki cara yg berbeda untuk mewujudkan maksud baik itu. Pemerintah & mahasiswa sama2 manusia yg juga wajar jika keliru. Melihat dua sisi memang sedikit membuat kita mengerti.
8. "Bekerja keras saja untuk memenuhi
kebutuhan" ---> Mereka jauh lebih tahu arti kerja keras daripada kita. Sebenarnya mereka bukan orang susah. Cuma mereka memiliki mata yg terbuka lebar & hati yang peka terhadap orang2 yang tak seberuntung mereka.

Jadi cukup jelas,
bahwa merekalah yang sebenarnya
PEJUANG, kita hanya PENIKMAT saja.. Jadi kita harus tahu diri untuk mengontrol lidah kita untuk mengecam PEJUANG kita, caranya mungkin kurang menyenangkan, tapi maksudnya bisa menjadi alasan untuk tidak mengutuk & mengecam mereka.

Duluu... Saya juga
orang yang protes terhadap demo
mahasiswa, tapi setelah saya pelajari,
saya mulai belajar bahwa saya harus cukup tahu diri ketika saya sedang diperjuangkan & harus lebih banyak latihan lagi untuk
tidak menilai sesuatu dari covernya saja
--- dari apa yg terlihat saja. Ketika saya tidak dapat turun untuk membantu,
mengontrol lidah saya mungkin jauh lebih
baik. ^^ Orang yang rindu untuk berguna memang sering mendapat kecaman atas penilaian cover saja.. HIDUP MAHASISWA!!!